Dewa Mitologi Nordik

Dewa Mitologi Nordik. Manurut mitologi Nordik ada talu bubuhan makhluk nang labih bakuasa matan manusia yaitu Æsir Vanir wan Jotun Æsir wan Vanir marupakan bubuhan dewa Æsit wan Vanir baimbaian mancipta’akan alam samasta wan maatur kahidupan manusia biar.

Di mitologi Nordik Baldur merupakan Dewa kedamaian keindahan kegembiraan dan kesucian dalam Mitologi Nordik Diceritakan pula Baldur merupakan dewa yang paling dicintai dari seluruh dewa yang ada Sayangnya menurut ramalan Baldur akan mati Karena itu ibunya Frigga meminta semua mahluk dan benda yang ada untuk tidak melukai anaknya itu.

Mitologi Nordik 20 Dewa Utama dan Dewi / Sejarah

10 Jotun Raksasa mitologi Nordik bernama Jotun ini tak kalah seram dengan makhluk mitologi Yunani berukuran raksasa lainnya geng Jotun merupakan raksasa yang tergolong dalam ras manusia perkasa dengan kekuatan luar biasa bahkan mereka berani bertarung dan memusuhi para Dewa meski ada juga yang menikah dengan Dewa.

Mitologi Nordik Wikipedia bahasa Indonesia, …

IkhtisarSumbersumberKosmologiRajaraja dan para pahlawanPeribadatan bangsa Skandinavia kunoInteraksi dengan agama KristenPengaruh terhadap masa sekarangReferensiMitologi Nordik (bahasa Inggris “Norse Mythology” Norþ utara) merupakan kepercayaan masyarakat Eropa Utara (negara Denmark Norwegia Islandia dan Swedia) sebelum kedatangan agama Kristen Kepercayaan dan legenda ini menyebar ke negaranegara Eropa Utara lain termasuk Islandia yang memiliki sumbersumber mitologi tersebut Text under.

Seperti Halnya Bangsa Mesir Kuno dan Romawi Kuno, Inilah

Odin – Raja Dewa ÆsirFrigg – Ratu para ÆsirThor – Pelindung AsgardLoki – Dewa Tipu MuslihatBaldur – Dewa CahayaVidar – Dewa PembalasanTyr – Dewa PerangFreya – Dewi TakdirFreyr – Dewa KesuburanNjord – Dewa Laut Dan KekayaanOdin ( atau inn dalam pelafalan Old Norse) adalah Dewa yang paling dihormati dari semua dewa Nordik karena dia adalah raja dari dewa Æsir (Dewa Utama Nordik) Secara historis Nama Odin sudah sering muncul dalam jajaran mitologi Jermanik seperti yang terlihat dari sebuah karya puisi buatan Tacitus pada akhir abad ke1.